Pengantar Ilmu Politik
A. Pengertian Politik, Ilmu Politik dan Konsep
Ilmu Politik
Politik berasal dari
bahasa yunani polites berarti warga negara kemudian berkembang menjadi
Politikos yang berarti kewarganegaraan, dan Politike yang berarti kemahiran politik. Adapun konsep-konsep
dalam ilmu politik senantiasa berkutat dalam masalah:
a. Kekuasaan – sumber
kekuasaan – pengaruh – pembuat dan pelaksanan kebijakan
b. Kewenangan – kekuasaan berdasarkan legitimasi
c. Konflik dan konsensus
d. Pengambilan keputusan dan cara
mendistribusikan kekuasaan
B. Lingkup dan
pengertian Politik
Sebagai ilmu, politik mempunyai
lingkup yang meliputi berbagai aspek. Berikut pendapat para ahli tentang ruang
lingkup dan pengertian ilmu politik:
- Gambte:
politik merupakan kumpulan dari satu
wilayah kehidupan sosial seperti jender, ras, dan kelas sosial, sehingga
politik diartikan sebagai aspek dari keseluruhan kehidupan sosial, dan tidak
hanya terpusat pada lembaga-lembaga pemerintah.
- Lefwich
Politik tidak terlepas dari kehidupan
dan aktivitas publik. Politik menyangkut keseluruhan aktivitas dan kerjasama
dan konflik di dalam atau antar masyarakat.
- Deliar Noer
Politik adalah segala aktivitas atau
sikap yang berhubungan dengan kekuasaan dan yang dimaksud untuk mempengaruhi dengan
jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.
C. Sejarah Perkembangan politik
Mengkaji tentang sejarah ilmu politik
bisa dilihat dari dua pandangan yaitu pembahasan secara luas atau secara
sempit. Secara luas berarti ilmu politik telah ada sejak zaman dahulu berupa
pembahasan dalam buku-buku tertentu yang telah dikarang masa lampau, sedangkan
secara sempit berarti ilmu politik dilihat dari aspek sistematisasinya sebagai
ilmu dan pengakuannya dari aspek akademis. Sejarah secara luas. Ilmu politik
telah ada sejak zaman dahulu, ini bisa dilihat dari karya-karya berikut;
a. Yunani tahun 450 SM
terdapat buku karya Herodatus, Plato dan Aristoteles.
b. India tahun 500 SM terdapat kitab
Dharmasastra dan arthasastra.
c. Cina tahun 500 SM terdapat tokoh Confucius
dan Kung Fu Tzu
d. Arab abad 11 M terdapat karya al-Marwardi
berjudul al-Ahkam as-Sulthaniyyah
e.
Indonesia abad 13 M terdapat kitab
Negarakertagama dan Babad Tanah Jawi.
Sejarah secara sempit
- Abad 18 dan 19 di Jerman, Austria
dan Prancis telah muncul pembahasan
tentang politik namun masih kental dipengaruhi hukum dan negara.
- Di Inggris Ilmu politik dipengaruhi oleh
filsafat moral dan sejarah
- Di Paris Prancis tahun 1870 lahir Ecole
libredes Scienies
- Di Inggris tahun 1895
muncul lembaga London School of Economic and Political Science
- Di AS tahun 1858 diangkat Francis Lieber
sebagai guru besar Sejarah dan Ilmu politik di columbia College.
- Masih di AS tahun 1904
lahir American Political Science Assosiation (APSA)
- Unesco lembaga dibasah
PBB tahun 1948 melahirkan buku Contemporary Political Science
Dalam Buku Contemporary Political
Science ini terdapat 4 bidang ilmu politik, yaitu:
1. Teori Politik
2. Lembaga Politik
(Undang-Undang, pemerintah)
3. Partai
4. Hubungan Internasional
(politik internasional, organisasi, hukum)
Pada zaman Yunani Kuno
para pemikir yang terkenal antara lain:
- Socrates (469-399 SM)
Menurut socrates ilmu
politik adalah ilmu yang membahas masalah Public good (kebaikan bersama) yakni
struktur ideal serta tentang keadilan.
- Plato (429-347 SM)
Menurut socrates ilmu
politik adalah ilmu yang membahas tentang siapa yang memerintah dan kedudukan individu dalam
lingkup kekuasaan yang dipegang.
- Aristoteles (384 - 322 SM)
Menurut socrates ilmu politik adalah ilmu yang
membahas tentang asal dan tujuan terbentuknya negara.
Perkembangan sebagai ilmu
pada akhir abad 19 mulai berkembang sebagai cabang ilmu social memiliki :
rangka, dasar, fokus, dan ruang lingkup mengembangkan hukum-hukum ilmiah,
obyektif, sistematis, dan empiris, Muncul pendekatan-pendekatan yg berkembang.
David E Apter Menyatakan beberapa pendekatan yang berkembang:
1. Pendekatan Kelembagan
/ institusional
2. Pendekatan tingkah
laku (behaviouralism)
3. Pendekatan kenajemukan
(pluralism)
4. Pendekatan stuktural
5. Pendekatan
Developmentalis.
Perkembangan ilmu politik
diberbagai Negara berbeda-beda tahapnya, berikut adalah contoh perkembangan
ilmu politik diberbagai Negara termasuk Indonesia.
Eropa
Daratan
|
Anglo Saxon
|
Indonesia
|
1.
Negara-negara eropa selain Inggris
2.
Aspek Kajian
-
Kelembagaan
-
Filosofis
-
Historis
-
Yuridis Formal
-
Sempit
3.
Kecenderungan
-
Klasik
-
Tradisional
4.
Sifat
-
Ilmu Terapan
-
Bernilai
|
1.
Negara-negara amerika dan pengaruhnya
2.
Aspek Kajian
-
Tingkah laku
-
Empiris
-
Sosiopsikologis
-
Luas
3.
Kecenderungan
-
Aktual
-
Fenomenal
-
Kotemporer
4.
Sifat
-
Ilmu Murni
-
Bebas nilai
|
1.
Belanda 1596
2.
1960
3.
1970
4. Anglo Saxon
|
D. Fokus obyek kajian Ilmu
Politik
- Roger F Soltau:
Ilmu Politik mempelajari negara,
tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga negara yang akan melaksanakan
tujuan-tujuan tersebut, hubungan antar negara dengan warga negara dengan negara
lain.
- Harold Laswll dan Abraham Kaplan:
Ilmu Politik mempelajari pembentukan
dan pembagian kekuasan
- Joyce Mitchell ;
Ilmu Politik mempelajari pengambilan
keputusan kolektef dan atau pembuatan kebijakan umum untuk masyarakat.
- Hoggerwerf :
Ilmu Politik menelaah tentang
kebijakan pemerintah, proses terbentuknya maupun akibat-akibatnya.
- Harolod Laswell:
Ilmu Politik memepelajari masalah
siapa mendapat apa, kapan dan Bagaimana
E. Bidang Kajian Ilmu
Politik
Politik sebagai ilmu politik
memiliki bidang kajian antara lain:
1.
Teori-teori Politik
Teori Politik berdasarkan moral dan
menetukan norma-norma politik (mengandung nilai). Teori politik adalah
generalisasi dari phenomena-phenomena politik. Teori politik ini terdiri dari :
- Tujuan politik
- Cara mencapai tujuan politik tersebut
- Kemungkinan dan kebutuhan untuk cara tersebut
- Kewajiban dalam mencapai kebutuhan tersebut
Ilmu
politik secara teoritis terbagi kepada dua yaitu :
1. Valuational artinya ilmu politik berdasarkan moral
dan norma politik. Teori valuational ini terdiri dari filsafat politik,
ideologi dan politik sistematis.
2. Non valuational artinya ilmu politik hanya sekedar
mendeskripsikan dan mengkomparasikan satu peristiwa dengan peristiwa lain tanpa
mengaitkannya dengan moral atau norma.
Menurut
Harold Laswell terdapat 8 nilai yang dikejar dalam politik, yaitu ;
1.
Kekuasaan
2.
Pendidikan
3.
Kekayaan
4.
Kesehatan
5.
Keterampilan
6.
Kasih
sayang
7.
Kejujuran/keadilan
8.
Keseganan
2.
Filsafat Politik.
Mencari kebenaran berdasarkan rasional
tentang apa, bagaimana sifat dan hekekat kehidupan manusia. Contoh: etika
politik, keadilan, dsb.
3.
Teori Politik sistematis
Bagaimana menerapkan norma-norma dlm
kehidupan politik, sehingga teori politik membahas fenomena dan fakta
politik.(bisa tidak mengandung nilai = bebas nilai)
4.
Lembaga-lembaga politik konstitusi,
pemerintah, perbandingan lembaga politik
dsb
5.
Partai Politik ,
golongan dan pendapat umum
6.
Hubungan International
Politik International, orang, administrasi,
dan hak international
F. Hubungan Ilmu Politik dgn Ilmu Lainnya.
Prinsip-prinsip ilmiah dalam ilmu
alam adalah berarti prinsip “resonable conduct” yaitu ‘the manner
in which a typical contemporary scientist deal with his problems of
research”, atau prinsip-prinsip yang sudah diterima secara umum dalam ilmu
ilmu alam, seperti ketika ilmuwan ilmu alam dihadapkan pada gejala yang harus
dijelaskannya
1. Hubungan Ilmu Politik & Sosiologi
Baik ilmu sosiologi
maupun ilmu politik sebagai ilmu yang berusaha mengupas fakta-fakta yang
terjadi dalam masyarakat. Sosiologi banyak memberi kontribusi terhadap ilmu politik
dalam penajaman analisis Membantu ilmu
politik dalam memahami latar belakang struktur dan pola kehidupan sosial
terutama kaitannya dengan pengambilan keputusan, pengendalian sosial serta pola
pengorganisasian secara politis. Sama-sama menelaah negara. Sosiologi melihat
Negara sebagai organisasi pengendali sosial. Ilmu politik melihatnya sebagai
asosiasi tertinggi. Membantu memahami ilmu politik dalam rangka mengetahui
sumber-sumber kewenangan politik, sumber-sumber keabsahan politik
2. Ilmu Politik & Ilmu Sejarah
Mempelajari peristiwa
masa lampau baik menyangkut sebab-sebabnya serta hubungan antar peristiwa.
Membantu ilmu politik dalam memprediksi masa depan yakni mengapa suatu
peristiwa terjadi, bagaimana suatu peristiwa terjadi serta akibat-akibat yang
ditimbulkannya.
3. Ilmu Politik & Antropologi Budaya
Fokus analisisnya
menyelidiki aspek kultural dari setiap hidup bersama. Membantu Ilmu politik :
Untuk memahami kondisi masyarakat terutama di negara-negara berkembang yang
sedang mengalami perubahan terkait dengan konsep modernisasi, demokratisasi,
kolonialisme, hubungan elite dengan massa,
nasionalisme, dll Pengembangan metode penelitian partizipant observer
4. Ilmu Politik dengan Filsafat
Mengkaji secara
sistematis dan rasional dalam mencari jawaban atas persoalan yang menyangkut
alam dan kehidupan manusia. Membant ilmu politik menyangkut hakekat manusia,
nilai-nilai ideal bagi kehidupan negara/pemerintah. Membantu ilmu politik
menyangkut moral dan etika
5. Ilmu Politik & Psikologi Sosial
Cabang
psikologi yang meneliti perilaku manusia sebagai individu dalam kaitannya
dengan situasi sosial (mengamati tingkah laku seseorang yang dipengaruhi
situasi sosial). Membantu ilmu politik : Menjelaskan gejala-gejala politik dan
motif-motif politik yang menjadi dasar setiap proses politik Dalam menganalisis
tentang siapa yang paling berkuasa dalam proses politik Pengaruh pemimpin
informal dalam pembuatan keputusan politik Mengetahui sikap masyarakat terhadap
hal-hal yang baru dan bagaimana situasi yang ada.
6. Ilmu Politik dan Ilmu Hukum
Sama-sama menganalisis
negara dan komponenanya. Ilmu Politik dapat dibantu dalam memahaminya secara
normatif.
7. Ilmu Politik dengan Ilmu Ekonomi
Menelaah sesuatu yang
berkaitan dengan faktor kelangkaan sehingga berorientasi pada kebijakan
rasional. Membantu ilmu politik: Pengambilan keputusan terutama menyangkut
pembangunan ekonomi nasional Penggunaan pendekatan tingkah laku dalam
menganalisis masalah-masalah politik
G. Kewenangan
Kewenangan adalah kekuasaan yang
mendapatkan keabsahan atau legitimasi Kewenangan adalah hak moral untuk membuat
dan melaksanakan keputusan politik Prinsip moral menentukan siapa yang berhak memerintah
mengatur cara dan prosedur melaksanakan wewenang. Sebuah bangsa atau negara
mempunyai tujuan. Kegiatan untuk mencapai tujuan disebut tugas. Hak moral untuk
melakukan kegiatan mencapai tujuan disebut kewenangan Tugas dan kewenangan
untuk mencapai tujuan masyarakat atau negara disebut fungsi Sumber kewenangan
1. Tradisi –
keluarga atau darah biru
2. Kekuatan
sakral seperti Tuhan, Dewa dan wahyu seperti kerajaan
3. Kualitas
pribadi seperti atlit, artis
4. Peraturan
perundang-undangan yang mengatur prosedur dan syarat menjadi pemimpin
5. Instrumental yaitu kekayaan dan keahlian iptek
Adapun
Tipe kewenangan adalah sebagai berikut:
1. Kewenangan prosedural yaitu berasal dari peraturan
perundang-undangan
2. Kewenangan substansial
yaitu berasal dari tradisi, kekuatan sakral, kualitas pribadi dan instrumental
Setiap masyarakat pasti memakai kedua
tipe kewenangan ini hanya yang satu dijadikan sebagai yang utama dan yang lain
sebagai pelengkap Peralihan kewenangan
a. Turun temurun – keturunan atau keluarga
b. Pemilihan – langsung atau perwakilan
c. Paksaan – revolusi, kudeta atau ancaman kekerasan.
Sikap
terhadap kewenangan
1)
Menerima
2)
Mempertanyakan (skeptis)
3)
Menolak
4)
Kombinasi
H. Legitimasi
Adalah Pengakuan dan penerimaan
masyarakat kepada pemimpin untuk memerintah, membuat dan melaksanakan keputusan
politik. Persamaan antara kekuasaan, kewenangan dan legitimasi karena ketiganya
berkaitan dengan hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin atau masyarakat.
Perbedaannya kekuasaan adalah penggunaan sumber-sumber kekuasaan untuk
mempengaruhi pembuat dan pelaksana kebijakan politik, sedangkan kewenangan
adalah hak moral untuk membuat dan melaksanakan keputusan politik (bersifat top
down), adapun legitimasi adalah pengakuan dan penerimaan kepada pemimpin
(bersifat bottom up). Objek legitimasi adalah:
1.
Masyarakat politik - krisis identitas
2.
Hukum - krisis konstitusi
3.
lembaga politik - krisis kelembagaan
4.
pemimpin politik - krisis kepemimpinan
5.
kebijakan - krisis kebijakan
krisis ini terjadi secara berurutan
ketika sudah mencapai krisis kebijakan maka sebenarnya sudah terlewati krisis
identitas, krisis konstitusi, krisis kelembagaan dan krisis kepemimpinan. Maka
bila semuanya sudah mengalami krisis disebutlah krisis legitimasi. Kadar
legitimasi:
a.
pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk
yang meyakini memiliki kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat belum
mengakuinya
b.
berlegitimasi, yaitu ketika pemerintah bisa meyakinkan
masyarakat dan masyarakat menerima dan mengakuinya.
c.
Tak berlegitimasi, ketika pemimpin atau pemerintah gagal
mendapat pengakuan dari masyarakat tapi pemimpin tersebut menolak untuk
mengundurkan diri, akhirnya muncul tak berlegitimasi. Untuk mempertahankan
kewenangannya biasanya digunakan cara-cara kekerasan.
d.
Pasca legitimasi, yaitu ketika dasar legitimasi sudah
berubah.
Adapun Cara mendapat legitimasi
1. Simbolis, yaitu memanipulasi kecenderungan moral,
emosional, tradisi, kepercayaan dilakukan secara ritualistik seperti upacara
kenegaraan, parade tentara atau pemberian penghargaan.
2. materiil/instumental yaitu menjanjikan dan
memberikan kebutuhan dasar masyarakat (basic needs) seperti sembako, pendidikan,
kesehatan dll.
3. pemilu untuk memilih
orang atau referendum untuk menentukan kebijakan umum.
Tipe legitimasi
1.
Tradisional – tradisi yang dipelihara dan dilembagakan contoh
kerajaan
2.
ideologi – penafsir dan pelaksana ideologi, untuk mendapat
dan mempertahankan legitimasi bagi kewenangannya juga menyingkirkan pihak yang
membangkan terhadap kewenangannya.
3.
kualitas pribadi – kharisma, penampilan pribadi, atau
prestasi
4.
prosedural – peraturan perundang-undangan
5.
instrumental – menjanjikan dan menjamin kesejahteraan
materiil.
Pemimpin yang mendapatkan legitimasi
berdasarkan prinsip tradisional, ideologi dan kualitas pribadi menggunakan
metode simbolis. Sedangkan pemimpin hasil dari prinsip prosedural dan
instrumental menggunakan metode prosedural dan metode intrumental. Manfaat
legitimasi
1.
menciptakan stabilitas politik dan perubahan sosial
2.
mengatasi masalah lebih cepat
3.
mengurangi penggunaan saran kekerasan fisik
4.
memperluas bidang kesejahteraan atau meningkatkan kualita
kesejahteraan
Krisis legitimasi terdi karena:
1.
peralihan prinsip kewenangan
2.
persaingan yang tajam dan tidak sehat
3.
pemerintah tidak memenuhi janjinya
4.
sosialisasi kewenangan berubah
I. Kekuasaan Dan Pengaruh
Politik
Kekuasaan adalah gejala yang selalu
ada dalam proses politik Politik tanpa kekuasaan bagaikan agama tanpa moral
karena begitu berkaitannya antara keduanya. Konsep-konsep yang berkaitan dengan
kekuasaan
Influence atau pengaruh,
yaitu bagimana seseorang mampu mempengaruhi agar orang lain berubah secara
sukarela.
Persuasi yaitu cara meyakinkan
orang dengan memberikan argumentasi
Manipulasi adalah
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain namun yang dipengaurhi tidak menyadari
Coersion adalah ancaman
atau paksaan agar orang lain sesuai dengan kehendak yang punya kekuasaan.
Force yaitu tekanan fisik,
seperti membatasi kebebasan. Ini biasanya dilengkapi dengan sejata, sehingga
orang lain mengalami ketakutan.
Kekuasaan adalah kemampuan
menggunakan sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik sehingga menguntungkan dirinya, kelompoknya atau masyarakat
secara umum. Unsur kekuasaan terdiri dari ;
·
Tujuan
·
Cara
·
Hasil
Oleh karena agar kekuasaan tidak
disalahartikan maka perlu difahami makna kekuasaan, yaitu :
1. Kekuasaan
adalah hubungan antara manusia
2. Pemegang
kekuasaan punya kemampuan mempengaruhi orang lain
3. Pemegang kekuasaaan bisa individu, kelompok,
organisasi atau pemerintah
4. Sasaran kekuasaan dapat individu, kelompok,
organisasi atau pemerintah
5. Pihak yang mempunyai
sumber kekuasaan belum tentu punya kekuasaan, bergantung pada kemampuannya
untuk menggunakan sumber kekuasaan itu.
6. Penggunaan sumber kekuasaan dapat dengan
paksaan, konsensus atau kombinasi dari keduanaya.
7. Kekuasaan
bisa memiliki tujuan yang baik atau juga buruk
8. Berkaitan
pula dengan distribusi kekuasaan
9. Kekuasaan
digunakan untuk masyarakat umum
10. Sumber pengaruh digunakan mempengaruhi proses
politik
Jadi kekuasaan bukan hanya paksaan
atau kekerasan atau manipulasi tetapi bisa juga konsensus dan kerelaan Kekuasaan
harus dilihat dari dimensi yang saling melengkapinya, yaitu :
a. Potensial – aktual
artinya sumber kekuasaan bila belum digunakan maka masih bersifat potensial
bila sudah digunakan berarti sudah aktual.
b. Positif – negatif maksudnya kekuasaan apakah untuk
mencapai tujuan tertentu (positif) atau untuk mencegah pihak lain (negatif)
c. Konsensus – paksaan
kekuasaan bisa berupa kesadaran dan persetujuan (konsensus) bisa juga dengan
ketakutan (paksaan) seperti ketakuatan secara fisik, ekonomi dan psikologis.
d. Jabatan – pribadi,
kekuasaan di masyarakat modern adalah kekuasaan karena jabatan sedangkan, bila
kekuasaan pribadi itu karena kualitas pribadi seseorang.
e. Implisit –
eksplisit kekuasaan bisa secara kasat mata dirasakan atau tidak dirasakan
f. Langsung – tidak langsung, maksudnya seberapa
besar efektivitas kekuasaan.
Adapun
Sumber kekuasaan terdiri dari ;
1. Sarana
paksaan fisik seperti senjata, teknologi dll
2. Kekayaan seperti
uang, tanah, bankir, pengusaha dll
3. Normatif seperti
pemimpin agama, kepala suku atau pemerintah yang diakui.
4. Popularitas pribadi, seperti bintang film, pemain
sepakbola.
5. Jabatan keahlian seperti pengetahuan, teknologi,
keterampilan.
6. Massa
yang terorganisir seperti organisasi buruh, petani, guru dll.
7.Informasi seperti pers
yang punya kemampuan membentuk opini publik.
Sumber
kekuasaan juga harus dilengkapi dengan
·
waktu dan keterampilan
·
minat dan perhatian
Empat hal ini menjadi penunjang
seseorang yang punya sumber kekuasaan menjadi penguasa. Karena kekuasaan cenderung
berkembang biak. Sumber kekuasaan dapat digunakan untuk dua hal :
a.
Non politik seperti untuk usaha, berbelanja, memberi bantuan dll.
b.
Mempegaruhi proses politik dengan syarat :
-
Kuat motivasi untuk mencapai tujuan
-
Mempunyai harapan untuk berhasil
-
Punya persepsi mengenai biaya dan resiko
-
Punya pengetahuan tentang cara mencapainya.
Hasil
penggunaan sumber kekuasaan bisa dilihat dari :
1- Jumlah individu yang dikendalikan
2- Bidang kehidupan yang dikendalikan
3- Kedalaman pengaruh kekuasaan
Kekuasaan
harus didistribusikan dengan cara ;
a- Model elit memerintah
b- Model pluralis
c- Model populis
J. Pandangan Politik
1.
Klasik
Politik dalam pandangan klasik
dikemukakan oleh Arsitoteles, adalah usaha warga negara dalam mencapai kebaikan
bersama atau kepentingan umum Kebaikan bersama ini bisa berupa. Nilai ideal
yang bersifat abstrak seperti keadilan, kebajikan, kesejahteraan, dll. Keinginan
orang banyak atau keinginan golongan mayoritas. Pandangan politik klasik ini
terlalu bersifat filosofis sehingga tidak membumi, tidak melihat realitas.
2. Kelembagaan
Pandangan politik kelembagaan menurut
Weber berarti politik berkaitan dengan penyelenggaraan negara. Negara adalah
komuntas manusia yang sukses memonopoli penggunaan paksaan fisik yang sah dalam
wilayah tertentu.
3. Kekuasaan
Pandangan ini dikemukakan oleh
Robson, menurutnya politik adalah usaha untuk mencari dan mempertahankan
kekuasaan dalam masyarakat. Kekuasaan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
untuk berperilaku sesuiai dengan kehendak yang mempengaruhi. Kelemahan
pandangan ini tidak membedakan aspek politik dengan aspek lain, seperti tokoh
agama yang punya pengaruh tidak berarti dia sedang berpolitik. Selain itu dalam
politik terdapat konsep lain selain kekuasaan seperti kewenangan, legitimasi,
konflik, dll.
4. Fungsionalisme
Politik dalam pandangan ini berarti
merumuskan dan melaksanakan kebijakan umum. David Easton “The Authoritative
allocation of values for a society” Artinya alokasi nilai-nilai berdasarkan
kewenangan mengikat suatu masyarakat. Harold Lasswell “Who gets what, when,
how” Siapa mendapatkan apa kapan dan bagaimana, Siapa bisa orang, lembaga,
kelompok, atau bangsa Apa berati nilai, bisa abstrak seperti keadilan dll, bisa
juga konkrit seperti kedudukan, kekayaan dll. When ukuran orang yang
mendapatkan kekuasaan pada waktu tertentu. How cara untuk mendapatkan kekuasaan
seperti persuasif atau koersif. Kelemahan pandangan ini menganggap pemerintah
sebagai wasit kepentingan masyarakat, padahal pemerintah sendiri memiliki kepentingan
tersendiri.
5. Konflik
Dalam mendapatkan kekuasaan selalu
terjadi perbedaan pendapat, perdebatan, persaingan bahkan pertentangan maka
lahirlah konflik. Pandangan ini terlalu menekankan aspek konflik padahal dalam
politik ada juga konsensus, kerjasama maupun integrasi. Jadi politik adalah
interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam rangka pembuatan dan
pelaksanaan keputusan yang mengikat tentang kebaikan bersama masyarakat yagn
tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Ilmu politik muncul sejak zaman Yunani
dengan adanya polis (negara kota) Menjadi ilmu
yang mapan sejak abad ke-18 Di indonesia
juga ada buku tentang ilmu politik seperti kitab negara kertagama dan babad
tanah jawi. Pendekatan dalam ilmu politik
1.
Pendekatan tingkah laku berhubungan dengan fakta, empiris
dll.
2.
pendekatan tradisional berhubungan dengan nilai, filsafat.
Ilmu politik selalu berkaitan dengan
a. Negara
b. Kekuatan
c. Pengambilan keputusan (membuat
pilihan diantara alternatif)
d. Kebijakan (keputusan yang memiliki
tujuan dan cara mencapainya)
e. Pembagian atau alokasi sumber
Referensi
:
- Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996
- Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1992
- Affan Gaffar, Politik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002
- Rusadi Kantaprawira, Sistem Politik Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1988
- Ipong S. Azhar, Benarkah DPR Kita Mandul, Biograf Publishing, Yogyakarta, 1997
- Robert A. Dahl, Analisa Politik Modern, Dewaruci Press, Jakarta, 1980
- Inu Kencana Syafe’I, Pengantar Ilmu Politik, Remaja Rosda Karya, bandung, 1998